Tomohon. -Rangkaian kegiatan Hari Infanteri ke 69 Tahun 2017 yang digelar oleh satuan Infanteri dimana kegiatan ini identik dengan kegiatan Peleton Beranting Yudha Wastu Pramuka Jaya (Tonting YWPJ) yang dimulai sejak tanggal 16 Desember sampai dengan pelaksanaan puncak dari kegiatan tersebut pada tanggal 19 Desember sebagai hari puncak atau Hari Ulang Tahun Korps Infanteri sehingga pelaksanaan kegiatan tersebut yang digelar oleh Kodam XIII/Merdeka dan Korem 131/Santiago sebagai pelaksana telah melaksanakan kegiatan Tonting YWPJ dan Upacara sebagai hari puncaknya pada Selasa 19 Desember 2017 yang bertempat di lapangan Mako Rindam XIII/Merdeka Tomohon yang langsung dipimpin oleh Komandan Korem 131/Santiago Brigjen TNI Joseph Robert Giri SIP MSi yang bertindak selaku Inspektur Upacara. Dalam kegiatan tersebut sebelum pelaksanaan upacara berlangsung Peleton Yudha Wastu Pramuka Jaya etape terakhir yang telah melaksanakan tugas peleton beranting tiba di Koramil 1302-06/Tomohon pada pukul 03.30 Wita dan pada pukul 05.30 wita peleton YWPJ terakhir tersebut dengan diantar oleh para Perwira Kodam XIII/Merdeka dan Korem 131/Santiago menuju ke Mako Rindam untuk melaksanakan tugas terakhirnya menyerahkan simbol Yudha Wastu Pramuka Jaya kepada Rindam XIII/Merdeka untuk disimpan dalam suatu upacara yang dirangkaikan dengan pasukan tradisional yang juga memberikan simbol minum air kelapa kepada Irup sebagai simbol perjuangan saat itu dapat tumbuh untuk menghilangkan dahaga dengan meneguk air kelapa muda.
Pada upacara tersebut Danrem 131/Santiago Brigjen TNI Joseph Robert Giri SIP MSi selaku Inspektur Upacara (Irup) membacakan amanat Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri Mayjen TNI Surawahadi SIP MSi selaku pembina Korps Infanteri TNI AD yang mengatakan ”Selamat Hari Infanteri Tahun 2017” kepada segenap prajurit Korps Infanteri beserta keluarga dimanapun saat ini berada dan bertugas, disertai ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus atas Pengabdian, Keberhasilan dan Prestasi yang telah dicapai prajurit dan satuan Infanteri hingga saat ini, dalam mengharumkan nama baik Korps Infanteri dan mendukung tugas pokok TNI Angakatan Darat dimana tumbuh dan berkembangnya Infanteri sebagai Korps terbesar di TNI AD tidak pernah terlepas dari sejarah bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Salah satu catatan peristiwa penting yang menjadi tonggak sejarah Infanteri adalah ketika menghadapi agresi Militer Belanda II Tanggal 19 Desember 1948 dimana pada saat itu, Panglima Besar Jenderal Sudirman mengeluarkan perintah kilat No. 1/PB/D/1948 yang ditujukan kepada Angkatan Perang RI untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu perintah siasat No. 1/1948 TANGGAL 12 JUNI 1948, untuk melawan musuh dengan melaksanakan Perang Rakyat Semesta dimana pasukan-pasukan yang hijrah me4laksanakan aksi Wingate (Infiltrasi) dengan cara Long Mars kembali ke wilayah masing-masing dan membentuk Wherekrise (Kantong-kantong kekuatan) sebagai titik-titik kuat pertempuran Gelirya. yang merupaha taktik dan strategi prajurit Infanteri untuk melanjutkan perjuangan mempertahankan Kemerdekaan. Dari peristiwa tanggal 19 Desember 1948 tersebut, Panglima Besar Jenderal Sudirman telah mewariskan kepada kita tentang nilai-nilai luhur yang tidak akan pernah lekang oleh waktu yaitu diantaranya Ketokohan, Patriotisme, Militansi, Kejuangan, Profesionalisme, Sifat pantanmg menyerah dan kemanunggalan TNI dengan Rakyat yang akan selalu terpatri dalam jiwa, sikap dan tindakan setiap prajurit Infanteri, melihat sejarah ditetapkannya hari Infanteri tersebut maka peran tugas fungsi prajurit dan satuan Infanteri tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan masyarakat sekitarnya dimana kemanunggala TNI dengan Rakyat merupakan aspek yang sangat penting dan strategis dalam mendukung pencapaian tugas pokok TNI AD. Hubungan dan kebersamaan yang baik antara TNI dan Rakyat sejak dahulu sampai dengan saat ini merupakan faktor yang sangat fundamental di dalam membangun persatuan dan kesatuan untuk mewujudkan dan mempertahankan NKRI yang merdeka dan berdaulat, dimana pada tanggal 19 Desember 1948 yang bertepatan dengan agresi Militer Belanda II Mr Syafruddin Prawiranegara yang saat itu menjabat sebagai menteri Kemakmuran Kabinet Presiden Soekarno mendapatkan mandat dari Presiden Soekarno untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukit Tinggi Sumatra Barat sebagai suatu bentuk perjuangan bangsa dalam rangka mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesi dari tangan penjajah karena Yogyakarta yang pada saat itu sebagai Ibu Kota Negara Republik Indonesia diserang dan jatuh ke tangan Belanda.
Post Top Ad
Responsive Ads Here
Wednesday, December 20, 2017
Home
KOREM SANTIAGO
NEWS
Hari Infanteri Adalah Tonggak Sejarah Infanteri Pada Agresi Militer Belanda
Hari Infanteri Adalah Tonggak Sejarah Infanteri Pada Agresi Militer Belanda
Tags
# KOREM SANTIAGO
# NEWS
Share This
About Unknown
NEWS
Labels:
KOREM SANTIAGO,
NEWS
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Post Bottom Ad
Responsive Ads Here
No comments:
Post a Comment